Memasang Niat
Generasi wali boleh dilahirkan dengan
kaedah memasang niat untuk mendapat anak yang beriman dan bertaqwa
ketika mulai mendirikan rumah tangga dan disusul pada setiap kali
berjimak. Lakukan jimak dalam keadaan hati yang senantiasa
bertaqarrub dengan Allah SWT, bukan semata-mata untuk memuaskan hawa
nafsu. Adab-adabnya hendaklah dijaga, terutama doa jimak jangan lupa
dibaca supaya terhindar dari percampuran syaithan. Ayat atau doa
jimak yang dimaksudkan itu ialah : “Allahumma Janibnaa syaithan
wajannibi syaithan maa razaqtanaa” (Ya Allah, jauhkanlah kami dari
syaithan dan hindarkanlah syaithan dalam apa yang engkau rezekikan
kepada kami (anak).
Penanaman benih yang dikawal ketika
diperingkat awal, akan memudahkan perjalanan proses-proses
pembentukan wali. Ini ibarat membesarkan pokok yang berasal dari
benih yang baik adalah lebih mudah dari membesarkan pokok yang
berasal dari benih yang rusak.
Berbalik kepada persoalan awal, niat
untuk mendapat anak yang menjadi wali boleh dikuatkan dengan doa dan
nazar. Niat yang dikuatkan dengan doa dan nazar mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan sikap dan jiwa anak-anak waktu membesar.
Benih yang ditanam untuk dijadikan ahli dunia akan melahirkan manusia
yang hatinya cenderung kepada dunia. Benih yang ditanam untuk
dijadikan ahlillah akan melahirkan manusia yang cenderung kepada iman
dan takwa.
Di Barat telah berlaku satu kisah lucu
yaitu pertemuan antara pencopet saku lelaki dengan pencopet saku
wanita. Setelah berkenalan, keduanya merencanakan untuk kawin dengan
niat untuk memperoleh anak yang ahli dalam bidang pencopetan. Setelah
nikah maka mengandunglah siistri pencopet tersebut dan akhirnya
melahirkan seorang bayi lelaki. Setelah semua urusan bersalin
selesai, sibidan mendapati cincin ditangannya telah hilang. Setelah
lelah dicari tapi tidak ketemu. Si bidan merasa kecewa ketika melihat
tangan bayi anak pencopet tersebut tadi tergenggam rapat seolah-olah
sedang menggenggam sesuatu.
Setelah dibuka tangannya, didapati bayi
tersebut menggenggam cincin yang hilang. Barulah sibidan teringat
bahwa cincinnya hilang sewaktu sedang memandikan bayi tersebut
tetapi sibidan tidak tahu bagaimana bayi itu mengambil cincin dari
tangannya. Lelaki dan wanita pencopet tertawa gembira apabila
mengetahui berita tersebut karna niat mereka untuk memperolehi anak
yang pakar dalam bidang mencopet saku telah mulai menunjukkan
bakatnya.
Niat orang mukmin untuk mendapat anak
berlainan dengan niat orang kafir. Kelahiran anak orang mukmin
disambut dengan harapan dapat membawa kebaikan didunia dan diakhirat.
Dan adalah menjadi harapan agar anak itu senantiasa memberi manfaat
kepada orang lain dan disenangi oleh manusia serta disenangi oleh
Allah. Sabda Rasulullah SAW : “Sebaik-baik manusia ialah yang
memberi manfaat kepada manusia yang lain.
Niat dan harapan orang mukmin pada
setiap kelahiran anak mereka telah Allah gambarkan didalam Al-Quran.
Firman Allah : “Dan orang-orang yang berkata, “Ya tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang yang
bertaqwa.” (Al-Furqaan :74)
Nabi Zakaria AS telah berdoa kepada
Allah semoga dikurniakan seorang anak yang dapat menyambung
perjuangannya. Doa Nabi Zakaria AS telah Allah wahyukan kepada
Rasulullah SAW dan dicatat didalam Al-Quran supaya dapat memberi
panduan kepada orang-orang yang kemudian : “Ya Tuhanku, berilah aku
disisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau maha
mendengar doa. “ (Ali Imran :38)
Dalam doa beliau yang lain : Ia berkata
: “Ya tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada
Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap waliku
(orang yang menyambung perjuangan) sepeninggalanku, sedang istriku
adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku disisi Engkau
seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga
Yaakub, dan jadikanlah ia Ya Tuhanku seorang yang diridhai. (Maryam
4-6)
Hasil dari kesungguhan berdoa untuk
memperolehi anak yang bertakwa, Allah telah kurniakan kepada Nabi
Zakaria A.S seorang putra yang bertaraf Nabi. Walaupun wali bukan
warisan tetapi kita boleh berusaha dengan berdoa. Firman Allah :
“Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia sedang
berdiri bersembahyang di mihrab (katanya) : “Sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putera Yahya, yang
membenarkan kalimat yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan
diri (dari pengaruh hawa nafsu) dan seorang Nabi dari keturunan
orang-orang shaleh.” (Ali Imran : 39)
Seorang yang bertaraf Nabi masih berdoa
untuk memperolehi anak yang bertaqwa maka orang aqam seperti kita
lebih patut berdoa untuk memperolehi anak yang bertaraf wali. Jangan
berdoa untuk memperolehi anak yang bakal jadi Jutawan atau
berkedudukan semata-mata, karna Allah hanya akan menyerahkan dunia
ini kepada orang-orang yang shaleh. Firman Allah : “Sesungguhnya
bumi (dunia) ini akan diserahkan kepada Hamba-Ku yang Shaleh.
(Al-Anbia' :105)
Allah juga menjanjikan akan menyerahkan
dunia ini kepada orang-orang shaleh sebagaimana firmannya : “Dan
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu
dan yang mengerjakan amal shaleh, bahwa dia akan bersungguh-sungguh
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi (An-Nur :55)
Bila anak-anak dijadikan ahli dunia,
itu bermakna dunia dan akhirat terlepas dari tangannya. Lebih-lebih
lagi tidak patut kalau ibu bapak mendoakan anak-anak mereka menjadi
Bintang Film yang terkenal atau penyanyi yang populer. Permintaan ini
memusnahkan kehidupan anak-anak didunia dan diakhirat. Di dunia
mereka menjadi orang yang hina dan diakhirat mereka dimasukkan
kedalam api neraka. Ibu Bapak hendaklah bijak menentukan karir yang
boleh membawa kesejahteraan kepada anak-anak dengan menggunakan
kaedah doa orang-orang mukmin.
Berdoalah seperti Nabi Ibrahim a.s yang
berdoa untuk anak-cucu baginda sebagaimana yang termaktub didalam
Al-Quran : “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku
jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku
dan anak cucuku daripada menyembah berhala”. (Ibrahim :35)
Dalam doa baginda yang lain : “Ya
Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan sholat, ya tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Ibrahim:40)
Berkat doa Nabi Ibrahim kepada Allah,
beliau telah dikurnia dari keturunannya seorang Rasul yaitu Nabi
Muhammad SAW yang menjadi pemimpin Ummah.
Niat yang dikuatkan dengan nazar juga
merupakan amalan orang-orang muqarrabin (yang dekat dengan Allah).
Nazar ialah menunaikan janji apabila niat terkabul. Ada orang yang
bernazar kepada Tuhan untuk mendapat duniawi atau perkara-perkara
yang tidak menepati syariat. Seperti “Aku akan bersedekah karna
Allah taala kalau dikurniakan anak yang mahir dalam permainan
badminton.” atau “Aku akan berpuasa kalau dapat pinjaman
bank.”nazar-nazar ini adalah nazar terkutuk karna permintaannya
sudah berlawanan dengan syariat. Bernazarlah seperti istri Imran yang
bernazar. Firman Allah didalam Al-Quran : “ingatlah ketika istri
Imran berkata : “Ya tuhanku sesungguhnya aku menazarkan kepada
Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan
berkhidmat (di Baitul Maqdis), karna itu terimalah (nazar) itu
daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang maha mendengar lagi maha
mengetahui.” (Ali Imran :35)
Sekalipun anak yang dilahirkan oleh
istri Imran seorang perempuan bernama Maryam namun hasil daripada
keturunannya telah lahir Nabi Isa a.s Nazar yang baik, insya Allah
akan membuahkan hasil yang baik. Firman Allah : “Maka tatkala istri
Imran melahirkan anaknya, diapun berkata, “Ya Tuhanku sesungguhnya
aku melahirkan seorang anak perempuan dan Allah lebih mengetahui apa
yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak
perempuann. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku
melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan)
Engkau daripada syaithan yang terkutuk. (Ali Imran:36)
Syeikh Abdul Kadir Jailani sejak dari
kecil sudah tertonjol sifat kewaliannya hasil dari niat dtuknya
Abdullah Saumi ayahnya Abu Shaleh dan ibunya Fatimah untuk memperoleh
keturunan yang taqarrub ilallah. Sewaktu masih kecil, Syeikh Abdul
Kadir Jailani telah berpuasa tanpa menghisap susu ibunya di Bulan
Ramadhan. Setelah sampai waktu berbuka barilah beliau menghisap susu
ibunya. Sifat-sifat kewaliannya semasa kecil telah dibawanya hingga
ke dewasa.
Imam Ghazali dapat mencapai kedudukan
sebagai wali Allah. Kekuatan awalnya datang dari doa ayahnya yang
shaleh. Ayahnya seorang yang miskin yang kerjanya menenun dan
memintal benang dari bulu. Beliau sangat cinta pada ilmu pengetahuan
dan seringkali menangis apabila mendengar pengajian agama dari para
ulama. Beliau telah berdoa kepada Allah SWT semoga dikurnia anak yang
pandai dalam bidang agama. Doanya dikabul oleh Allah tapi sayangnya
beliau tidak sempat melihat kejayaan anaknya karna telah kembali ke
rahmatullah terlebih dahulu.
Rabiatul Adawiyah sekalipun telah
bersalut lumpur duniawi di pertengahan jalan hidupnya namun telah
selamat menuju Thoriq Ilallah dari hasil barakah doa ibu yang
shalihah. Walaupun ibu Rabiatul Adawiyah buta matanya tetapi cerah
akalnya dalam menentukan kesejahteraan anaknya dengan memohon kepada
tuhan dengan doa yang tepat. (Sumber buku “Bagaimana menjadi wali”
Hal 49-56 dengan sedikit edit kata-kata Karya Ust Abd. Halim Abbas)
No comments:
Post a Comment