Bagaimana menjadi wali bag. 6

Memasang Niat
Generasi wali boleh dilahirkan dengan kaedah memasang niat untuk mendapat anak yang beriman dan bertaqwa ketika mulai mendirikan rumah tangga dan disusul pada setiap kali berjimak. Lakukan jimak dalam keadaan hati yang senantiasa bertaqarrub dengan Allah SWT, bukan semata-mata untuk memuaskan hawa nafsu. Adab-adabnya hendaklah dijaga, terutama doa jimak jangan lupa dibaca supaya terhindar dari percampuran syaithan. Ayat atau doa jimak yang dimaksudkan itu ialah : “Allahumma Janibnaa syaithan wajannibi syaithan maa razaqtanaa” (Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan hindarkanlah syaithan dalam apa yang engkau rezekikan kepada kami (anak).
Penanaman benih yang dikawal ketika diperingkat awal, akan memudahkan perjalanan proses-proses pembentukan wali. Ini ibarat membesarkan pokok yang berasal dari benih yang baik adalah lebih mudah dari membesarkan pokok yang berasal dari benih yang rusak.
Berbalik kepada persoalan awal, niat untuk mendapat anak yang menjadi wali boleh dikuatkan dengan doa dan nazar. Niat yang dikuatkan dengan doa dan nazar mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan sikap dan jiwa anak-anak waktu membesar. Benih yang ditanam untuk dijadikan ahli dunia akan melahirkan manusia yang hatinya cenderung kepada dunia. Benih yang ditanam untuk dijadikan ahlillah akan melahirkan manusia yang cenderung kepada iman dan takwa.
Di Barat telah berlaku satu kisah lucu yaitu pertemuan antara pencopet saku lelaki dengan pencopet saku wanita. Setelah berkenalan, keduanya merencanakan untuk kawin dengan niat untuk memperoleh anak yang ahli dalam bidang pencopetan. Setelah nikah maka mengandunglah siistri pencopet tersebut dan akhirnya melahirkan seorang bayi lelaki. Setelah semua urusan bersalin selesai, sibidan mendapati cincin ditangannya telah hilang. Setelah lelah dicari tapi tidak ketemu. Si bidan merasa kecewa ketika melihat tangan bayi anak pencopet tersebut tadi tergenggam rapat seolah-olah sedang menggenggam sesuatu.
Setelah dibuka tangannya, didapati bayi tersebut menggenggam cincin yang hilang. Barulah sibidan teringat bahwa cincinnya hilang sewaktu sedang memandikan bayi tersebut tetapi sibidan tidak tahu bagaimana bayi itu mengambil cincin dari tangannya. Lelaki dan wanita pencopet tertawa gembira apabila mengetahui berita tersebut karna niat mereka untuk memperolehi anak yang pakar dalam bidang mencopet saku telah mulai menunjukkan bakatnya.
Niat orang mukmin untuk mendapat anak berlainan dengan niat orang kafir. Kelahiran anak orang mukmin disambut dengan harapan dapat membawa kebaikan didunia dan diakhirat. Dan adalah menjadi harapan agar anak itu senantiasa memberi manfaat kepada orang lain dan disenangi oleh manusia serta disenangi oleh Allah. Sabda Rasulullah SAW : “Sebaik-baik manusia ialah yang memberi manfaat kepada manusia yang lain.
Niat dan harapan orang mukmin pada setiap kelahiran anak mereka telah Allah gambarkan didalam Al-Quran. Firman Allah : “Dan orang-orang yang berkata, “Ya tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang yang bertaqwa.” (Al-Furqaan :74)
Nabi Zakaria AS telah berdoa kepada Allah semoga dikurniakan seorang anak yang dapat menyambung perjuangannya. Doa Nabi Zakaria AS telah Allah wahyukan kepada Rasulullah SAW dan dicatat didalam Al-Quran supaya dapat memberi panduan kepada orang-orang yang kemudian : “Ya Tuhanku, berilah aku disisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau maha mendengar doa. “ (Ali Imran :38)
Dalam doa beliau yang lain : Ia berkata : “Ya tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap waliku (orang yang menyambung perjuangan) sepeninggalanku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku disisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebagian keluarga Yaakub, dan jadikanlah ia Ya Tuhanku seorang yang diridhai. (Maryam 4-6)
Hasil dari kesungguhan berdoa untuk memperolehi anak yang bertakwa, Allah telah kurniakan kepada Nabi Zakaria A.S seorang putra yang bertaraf Nabi. Walaupun wali bukan warisan tetapi kita boleh berusaha dengan berdoa. Firman Allah : “Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia sedang berdiri bersembahyang di mihrab (katanya) : “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putera Yahya, yang membenarkan kalimat yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari pengaruh hawa nafsu) dan seorang Nabi dari keturunan orang-orang shaleh.” (Ali Imran : 39)
Seorang yang bertaraf Nabi masih berdoa untuk memperolehi anak yang bertaqwa maka orang aqam seperti kita lebih patut berdoa untuk memperolehi anak yang bertaraf wali. Jangan berdoa untuk memperolehi anak yang bakal jadi Jutawan atau berkedudukan semata-mata, karna Allah hanya akan menyerahkan dunia ini kepada orang-orang yang shaleh. Firman Allah : “Sesungguhnya bumi (dunia) ini akan diserahkan kepada Hamba-Ku yang Shaleh. (Al-Anbia' :105)
Allah juga menjanjikan akan menyerahkan dunia ini kepada orang-orang shaleh sebagaimana firmannya : “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan yang mengerjakan amal shaleh, bahwa dia akan bersungguh-sungguh menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi (An-Nur :55)
Bila anak-anak dijadikan ahli dunia, itu bermakna dunia dan akhirat terlepas dari tangannya. Lebih-lebih lagi tidak patut kalau ibu bapak mendoakan anak-anak mereka menjadi Bintang Film yang terkenal atau penyanyi yang populer. Permintaan ini memusnahkan kehidupan anak-anak didunia dan diakhirat. Di dunia mereka menjadi orang yang hina dan diakhirat mereka dimasukkan kedalam api neraka. Ibu Bapak hendaklah bijak menentukan karir yang boleh membawa kesejahteraan kepada anak-anak dengan menggunakan kaedah doa orang-orang mukmin.
Berdoalah seperti Nabi Ibrahim a.s yang berdoa untuk anak-cucu baginda sebagaimana yang termaktub didalam Al-Quran : “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku dan anak cucuku daripada menyembah berhala”. (Ibrahim :35)
Dalam doa baginda yang lain : “Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan sholat, ya tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Ibrahim:40)
Berkat doa Nabi Ibrahim kepada Allah, beliau telah dikurnia dari keturunannya seorang Rasul yaitu Nabi Muhammad SAW yang menjadi pemimpin Ummah.
Niat yang dikuatkan dengan nazar juga merupakan amalan orang-orang muqarrabin (yang dekat dengan Allah). Nazar ialah menunaikan janji apabila niat terkabul. Ada orang yang bernazar kepada Tuhan untuk mendapat duniawi atau perkara-perkara yang tidak menepati syariat. Seperti “Aku akan bersedekah karna Allah taala kalau dikurniakan anak yang mahir dalam permainan badminton.” atau “Aku akan berpuasa kalau dapat pinjaman bank.”nazar-nazar ini adalah nazar terkutuk karna permintaannya sudah berlawanan dengan syariat. Bernazarlah seperti istri Imran yang bernazar. Firman Allah didalam Al-Quran : “ingatlah ketika istri Imran berkata : “Ya tuhanku sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis), karna itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang maha mendengar lagi maha mengetahui.” (Ali Imran :35)
Sekalipun anak yang dilahirkan oleh istri Imran seorang perempuan bernama Maryam namun hasil daripada keturunannya telah lahir Nabi Isa a.s Nazar yang baik, insya Allah akan membuahkan hasil yang baik. Firman Allah : “Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, diapun berkata, “Ya Tuhanku sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu, dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuann. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku melindungkannya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaithan yang terkutuk. (Ali Imran:36)
Syeikh Abdul Kadir Jailani sejak dari kecil sudah tertonjol sifat kewaliannya hasil dari niat dtuknya Abdullah Saumi ayahnya Abu Shaleh dan ibunya Fatimah untuk memperoleh keturunan yang taqarrub ilallah. Sewaktu masih kecil, Syeikh Abdul Kadir Jailani telah berpuasa tanpa menghisap susu ibunya di Bulan Ramadhan. Setelah sampai waktu berbuka barilah beliau menghisap susu ibunya. Sifat-sifat kewaliannya semasa kecil telah dibawanya hingga ke dewasa.
Imam Ghazali dapat mencapai kedudukan sebagai wali Allah. Kekuatan awalnya datang dari doa ayahnya yang shaleh. Ayahnya seorang yang miskin yang kerjanya menenun dan memintal benang dari bulu. Beliau sangat cinta pada ilmu pengetahuan dan seringkali menangis apabila mendengar pengajian agama dari para ulama. Beliau telah berdoa kepada Allah SWT semoga dikurnia anak yang pandai dalam bidang agama. Doanya dikabul oleh Allah tapi sayangnya beliau tidak sempat melihat kejayaan anaknya karna telah kembali ke rahmatullah terlebih dahulu.
Rabiatul Adawiyah sekalipun telah bersalut lumpur duniawi di pertengahan jalan hidupnya namun telah selamat menuju Thoriq Ilallah dari hasil barakah doa ibu yang shalihah. Walaupun ibu Rabiatul Adawiyah buta matanya tetapi cerah akalnya dalam menentukan kesejahteraan anaknya dengan memohon kepada tuhan dengan doa yang tepat. (Sumber buku “Bagaimana menjadi wali” Hal 49-56 dengan sedikit edit kata-kata Karya Ust Abd. Halim Abbas)

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...