Cara agar mudah Hidupkan malam (Ihya’ Ulaill)

1) Apabila masuk waktu maghrib, niatkan dalam hati kita untuk dapat bisa mendirikan Qiyammullail atau Ihya’ Lail, yaitu selepas selesai sholat Maghrib .
‘Para salafussoleh apabila mereka setelah sholat maghrib, mereka meniatkan qiyammullail‘.
2) Biasakan diri kita agar tidak bercakap-cakap antara margrib dan Isya’, kecuali setelah melakukan 6 rakaat *solat awwabin.
*Sholat sunnah yang dikerjakan antara maghrib dan isya’ dinamakan sebagai sholat awwabin.
Boleh juga kita melakukan solat istikharah pada waktu ini agar apa-apa yang akan kita lakukan pada malam hari atas pilihan Allah.Dan bukankah pilihan Allah itu yang terbaik??
Kata Imam Al-Munzir dalam kitab At-Targrib wa At-Tarhib:

Dari Makhul.ra bahawa Rasulullah SAW sampaikan padanya dengan berkata: ’siapa yang bersholat 2 rakaat selepas sholat Maghrib(fardhu)  sebelum berkata-kata, Dalam riwayat lain: 4 rakaat, diangkatkan sholatnya di illiyyin (derajat surga yang tertinggi)‘.
Dari Abi Hurairah berkata:
Rasulullah s.a.w bersabda:’Siapa sholat 6 rakaat selepas Maghrib(fardu) , tidak berkata diantara dengan sesuatu yang tidak baik, baginya sama seperti ibadah 12 tahun ‘.~Riwayat At-Tirmizi.
Faedah:
Para salafussoleh itu berebut-rebut dalam menyibukkan diri mereka dengan ibadah dan meninggalkan segala urusan dunia pada waktu itu.
Di Darul Mustafa(DM)/ Darul-Zahra Tarim Hadramaut:
Begitulah habib Umar bin Hafidz mengaturkan waktu buat kami. Selepas sholat Maghrib itu, setelah diberikan waktu untuk melakukan sholat-sholat sunnah, kemudian baru masing-masing ke halaqah Al-Quran masing-masing utk pembacaan Al-Quran selama setengah jam, setelah itu, membaca wirid hinggalah masuk waktu isya’.
Di Darul Mustafa/Darul Az-Zahra’, Sayyidi Al-Habib Umar telah mentarbiyah kita dengan segala peraturan yang dicintai oleh Rasulullah s.a.w.Tiada peraturan yang disusun Beliau kecuali suatu yang dicintai Rasulullah s.a.w’. Karena itu, kita ketahui bahwa Murabbina seorang pencinta Rasulullah s.a.w‘.
3) Setelah selesai menunaikan sholat2 sunnah, isikan waktu tersebut dengan ibadah khusus seperti Bacaan Al-Quran,wirid dan sebagainya.
4) Khususkan waktu antara Maghrib-Isya’ pada waktu itu bermunajat kepada-NYA. Dan tepikan untuk sementara waktu (Maghrib-Isya’) dari segala urusan dunia dan hubungan dgn manusia.
Kata Habib Umar Ibn Hafiz :
‘Sayyidina Abu bakar meletakkan batu di mulutnya agar beliau tidak bercakap kecuali yang penting atau yang baik. kalau sayyidina Abu bakar yang sebegitu berbuat sedemikian, kita sebetulnya harus lebih perlu berbuat demikian‘.
Allah…Hakaza tarbiyah ashabun Nabiyy!Sollu ‘alaihi!
Kalau kita bisa berhasil berbuat yang demikian ini, (yaitu menahan diri dari bercakap-cakap antara magrib dan isya’) selama dalam 40 hari berturut-turut, Insya Allah ia akan menjadi suatu kebiasaan seharian kita dan kita akan hanya (ditolong oleh Allah SWT) berbicara hanya pada saat-saat yang perlu di waktu-waktu lainnya. Jauh dari fudul al-kalam(berbicara yang berlebihan).
5) Sebelum tidur, Hendaklah menjaga adab-adab tidur seperti yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, agar tidur kita diangkat dan dijadikan oleh Allah SWT sebagai ibadah bukan tidur ghaflah(lalai) dan supaya mudah untuk bangun Qiyammullail.
Kata Habib Umar:
‘Man hafaza ‘ala adabin Naum, soro naumuhu yaqazoh’.
(Siapa yang menjaga adab tidur, jadilah tidurnya itu tidur dalam keadaan yang sadar, tidak sia-sia umurnya).
Sumber Milist Majelis rasulullah

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...