Wali Abdal
Abdal artinya ganti, yaitu wali yang
akan menggantikan kedudukan wali kutub apabila mereka meninggal.
Bilangan wali Abdal tidak ada ulama yang memberi jawaban yang tepat,
tetapi tentulah lebih dari satu orang. Kedudukan wali Abdal adalah
umpama menteri-menteri kabinet yang mempunyai kementerian
masing-masing. Kementerian dalam struktur pemerintahan wali-wali
tidak dapat dikhususkan seperti kementerian dalam struktur
pemerintahan orang awam. Firman Allah : “Allah saja yang mengetahui
segala yang ghaib, maka Ia tidak memberitahu perkara yang ghaib yang
diketahuiNya itu kepada sesiapa pun. (Al-Jin :26)
Iman wali Abdal tidaklah setinggi iman
wali Kutub tetapi tidaklah sampai keperingkat iman ayan yaitu iman
orang sholeh yang perlu melalui hisab yang banyak diakherat kelak.
Peringkat nafsunya juga tidaklah sehebat nafsu wali kutub tetapi
tidaklah sampai kepada nafsu yang masih mengajak membuat kejahatan
seperti nafsu lauwamah. Artinya nafsu wali abdal berada dibawah
sedikit daripada nafsu kamilah.
Wali Abdal menjadi penyambung lidah dan
tugas wali kutub pada kementrian masing-masing. Kalau ada masalah
yang tidak dapat diselesaikan oleh Abdal maka diserahkan kepada wali
kutub. Seperti Syeikh Hamad Dabbas menyerahkan masalah Abul Muzaffar
bin Hassan kepada Syeikh Abdul Kadir Jailani.
Wali Nujabak
Nujabak artinya yang terpuji dan yang
mulia. Bilangan mereka lebih ramai dari jumlah wali Abdal tetapi
kedudukannya berada dibawah wali Abdal. Taraf mereka adalah seperti
ketua setia usaha kementerian dalam kerajaan ataupun pegawai-pegawai
'super scale' (tingkatan tertinggi) artinya wali Nujabak itu adalah
golongan super scale Akhirat. Akhlak golongan super scale adalah
termasuk didalam akhlak orang-orang muqarrabin dan hati mereka
senantiasa mendapat makrifah yang bersih.
Wali Nujabak boleh membuat 'decision'
atau keputusan ketika menjalankan tugasnya tetapi tidak boleh
menyentuh soal dasar seperti seorang setia usaha kementerian boleh
membuat keputusan tanpa melibatkan soal dasar. Misalnya dalam
kementerian pertanian, seorang setiausaha boleh merancang untuk
mencipta pokok cantum yang lebih bermutu atau menerima pandangan
bagaimana untuk mempertingkatkan hasil pengeluaran kelapa sawit atau
lain-lain tanaman yang ada nilai komersial. Tapi seorang setia usaha
dalam kementerian tidak berhak memberhentikan pekerja-pekerja ataupun
mengubah peruntukan-peruntukan uang yang telah ditentukan bagi setiap
projek.
Wali Autad
Autad artinya pasak yaitu pasak bagi
alam. Kedudukan dan kuasanya lebih kecil dari kedudukan dan kuasa
wali nujabak. Mereka adalah umpama ketua-ketua jabatan atau
pengarah-pengarah dinegeri-negeri yang belum mencapai tingkatan
'super scale'. Wali Autad berada ditengah masyarakat seperti
ketua-ketua jabatan yang berada pada tiap-tiap negeri.
Bersesuaian dengan gelaran pasak alam,
kehadiran wali Autad ditengah masyarakat dapat membawa rahmat dan
setiap bala yang akan menimpa akibat perbuatan manusia durhaka akan
tertangguh dan tertolak. Keistimewaan ini adalah hasil dari hubungan
baik wali autad dengan wali-wali yang berada diatasnya dan hubungan
yang intim dengan Allah Swt. seperti ketua-ketua jabatan di negeri
yang mempunyai hubungan baik dengan peringkat pusat akan memudahkan
permohonan bantuan kepada negeri masing-masing
memandangkan kemungkaran yang semakin
menjadi-jadi maka kehadiran wali autad ditengah masyarakat amat
diperlukan supaya bala bencana dapat dikawal dengan barakah iman dan
taqwa mereka. Menurut pandangan ahli-ahli rohani bahwa dunia ini akan
hancur kalau tanpa wali-wali Allah. Oleh itu, wali Autad jangan
dibuang dari masyarakat sampai membuang bekas-bekas kuburannya
sekalipun. Membuang pasak berarti meminta keruntuhan. Negeri malaka
telah menerima bencana akibat dari perbuatan meruntuhkan kubur-kubur
wali yang patut dijadikan peringatan kepada orang-orang yang
kemudian.
Wali Sadat
Wali Sadat adalah orang-orang besar
agama yang takut kepada Allah. Mereka umpama ketua cawangan
kementerian bagi sesuatu daerah. Mereka adalah penyambung lidah dan
tugas wali autad hingga ke tempat-tempat yang terpencil. Artinya
kedudukan mereka berada dibawah wali Autad tetapi jumlah mereka lebih
banyak.
Wali Ahbab
Wali Ahbab adalah kekasih-kekasih
Allah. Mereka adalah umpama pegawai-pegawai rendah didalam
kementerian. Wali Ahbab adalah golongan yang patuh dan taat
menjalankan tugas demi untuk mendaulatkan Islam seperti
pegawai-pegawai rendah yang patuh menjalankan tugas demi untuk
memajukan produktivitas negara. Wali Ahbab adalah golongan yang
paling banyak karna mereka adalah golongan yang menerima arahan bukan
golongan yang memberi arahan.
Wali Ahbab menggunakan perantaraan atau
tawasul dengan wali-wali yang berada diatasnya untuk mendekatkan
diri dengan Allah. Ibadah lahir mereka tidaklah setinggi wali kutub
tetapi mereka mempunyai hati yang tulus dan karna ketulusan itulah
Allah telah mengasihi mereka.
Struktur pemerintahan wali-wali
tidaklah serumit seperti struktur pemerintahan orang awam.
Pemerintahan wali-wali tidak banyak kementerian seperti banyaknya
dalam struktur pemerintahan orang awam. Kedudukan wali sebagai orang
yang beriman dan bertaqwa telah membantunya menyelesaikan sembarang
masalah yang timbul didalam pemerintahan. Firman Allah : “Allah
pembantu bagi orang yang bertaqwa” (Al-Jathiyah :19)
Firman Allah : “Dan barang siapa yang
bertakwa kepada Allah, akan Allah lepaskan dari kesusahan hidup dan
diberikan rezeki dari sumber yang tidak diketahui. (Ath-Thalaq :
2-3)
Firman Allah : “Kalau sekiranya
penduduk sebuah kampung beriman dan bertaqwa kepada Allah niscaya
dibukakan kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi.” (Al-A'raf
:96)
Struktur pemerintah wali-wali diatur
oleh Allah tetapi struktur orang awam lebih banyak diatur oleh nafsu
mereka sendiri. Struktur pemerintah orang awam, makin diatur makin
banyak masalah yang timbul. Masalah pelacur, rasuah, dadah, rompakan,
hilang persaudaraan, pengangguran, bencana alam dan banyak lagi. Oleh
karna struktur pemerintahan orang awam tidak menyelesaikan masalah
rohani (hati), sedangkan segala masalah yang timbul adalah berpuncak
dari rohani yang tidak sehat, maka masalah didalam struktur
pemerintahan orang awam menjadi bertambah serius karna Allah berlepas
tangan dari pemerintahan yang tidak didasarkan atas iman dan takwa.
Jadi, struktur pemerintahan wali-wali diperlukan untuk memberi
keamanan kepada negara dan seluruh cakrawala.
Struktur pemerintah yang mempunyai
seorang wali Allah didalam setiap kementerian sudah cukup membawa
tuah besar, apatah lagi kalau mayoritas ahli kabinet menjadi wali.
Lebih bertuah dan berkat lagi kalau perdana menteri itu sendiri
adalah seorang wali.(Sumber buku 'Buku Bagaimana menjadi wali hal
74-78 karya Ust Abdul Halim Abbas dengan sedikit edit kata-kata)
No comments:
Post a Comment