Bagaimana menjadi wali bag. 13

Nasib umat islam hari ini sungguh malang sekali, Umat Islam telah ketinggalan dalam serba-serbi dan semua bidang jika dibandingkan dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh orang-orang kafir. Sejarah kegemilangan Islam zaman Rasulullah dan para sahabat hanya tinggal sebagai pusaka antik untuk renungan. Tidak ada lagi yang mau mengambil manfaat daripadanya dnegan mengkaji dimana sumber kekuatan mereka supaya kegemilangan Islam dapat berulang. Alhasil, hilanglah taring umat Islam, yang tinggal hanya gusi tanpa gigi, untuk digunakan mengunyah nasi pun sudah tidak mampu lagi.
Semua ini hasil dari sikap umat Islam hari ini yang menolak dan tidak mempercayai persoalan-persoalan kerohanian. sedangkan bila disebut persoalan kerohanian maka ia berhubung kait dengan iman dan taqwa. Iman dan taqwalah yang telah meletakkan umat Islam di zaman Rasulullah dan para sahabat ditahap kemuliaan dan keagungan. Apabila umat Islam hari ini menolak persoalan kerohanian maka bermakna mereka telah meletakkan diri dalam lembah kehinaan.
Kedudukan umat Islam menjadi bertambah hina apabila di bidang ilmu pengetahuan pun mereka mengambil dari orang-orang kafir. Ilmu pengetahuan yang disusun oleh orang-orang kafir tentulah disusun berdasarkan aqidah mereka. Akibatnya, umat Islam yang tamat belajar dengan orang kafir dan diberi sijil dan ukuran daya keintelektualan, selalunya akan menolak persoalan-persoalan kerohanian. Bagi mereka kerohanian adalak puncak kelembapan dan kemunduran tamadun umat Islam. Begitulah dangkal dan dahsyatnya pikiran orang-orang yang berguru dengan orang-orang kafir, yang benar jadi salah dan yang salah jadi benar.
Kononnya ilmu pengetahuan dari orang-orang kafir boleh bawa kemajuan kepada umat Islam tetapi hingga ke hari ini umat Islam masih berada dibawah tapak kaki orang-orang kafir. Tidak bolehkah golongan yang mendapat 'title' intelektual berfikir sejenak akan hakikat ini? Ampun maaf seandainya kata-kata saya ini keterlaluan, tapi inilah kenyataan yang sedang berlaku dihadapan mata kita. Hati mana yang bisa tahan melihat nasib umat Islam ditimpa malang yang tidak sudah-sudah.
Dibidang ekonomi, umat Islam masih berada dibawah cengkraman kapitalis yang tidak ubah bagai lintah darat. Di bidang perobatan juga masih bergantung pada obat-obatan buatan orang kafir yang boleh melemahkan urat saraf umat Islam sendiri. Dibidang ketentaraan, orang kafir boleh menindas umat Islam sewenang-wenangnya seperti apa yang berlaku pada umat Islam di Iraq. Di bidang pemerintahan, Umat Islam ditentukan oleh kuasa veto di Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Kenapa keintelektualan yang dianugerah oleh orang-orang kafir tidak membela kembali maruah umat Islam ini? Kenapa tidak digunakan keintelektualan itu untuk membina kembali empayar Islam?
Jawabannya, sebenarnya keintelektualan yang dianugerah oleh orang-orang kafir tidak akan dapat memulangkan kembali maruah umat Islam! Saya bercakap bukan berdasarkan emosi atau sembarang sentimen tetapi berdasarkan hujah dari Firman Allah SWT : “Allah Pembela bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Jathiyah:19)
Ilmu pengetahuan dari orang-orang kafir memisahkan persoalan kerohanian (iman dan taqwa) dengan realiti kehidupan. Sedangkan dalam Islam, kemajuan hidup hanya boleh dicapai dengan adanya kerohanian. Justru itu, tidak ada kompromi diantara ilmu pengetahuan umat Islam dengan ilmu pengetahuan orang-orang kafir karna ia datang dari berlainan sumber. Ilmu pengetahuan umat Islam bersumberkan dari yang hak, sedangkan ilmu pengetahuan orang-orang kafir bersumberkan dari yang batil. Kalau ada pun sudut-sudut kebaikan ilmu pengetahuan dari orang-orang kafir maka itu adalah bersumberkan matan ilmu pengetahuan umat Islam dahulu kala yang telah dicuri sewaktu berlaku perang salib.
Maruah umat Islam hanya akan terbela apabila ilmu pengetahuannya diambil dari sumber yang hak yaitu dari Allah SWT, yaitu ilmu pengetahuan yang boleh membawa kemajuan lahiriah dan batiniah seperti ilmu yang dikurnia kepada wali-wali Allah. Jangan saudara mengganggap ini suatu perkara lucu bila dikatakan ilmu wali-wali Allah boleh membawa kemajuan lahiriah dan batiniah. Ketahuilah bahwa kemajuan lahiriah dan batiniah yang dicapai oleh umat Islam di zaman ummah pertama adalah bersumberkan ilmu dari Allah yang dikurnia kepada Rasul dan nabi-nabi yang dinamakan ilmu wahyu. Oleh itu tidak salah kalau saya katakan bahwa ilmu wali-wali Allah yang dinamakan Ilmu Ilham yang juga bersumber dari Allah boleh membawa kemajuan kepada umat Islam. Ini adalah karna ilmu ilham adalah ilmu untuk memperkuat, memperbaharui dan mengingati kembali ilmu wahyu. Ini bukan bermakna status ilmu wahyu itu lemah tetapi pengamal -pengamal ilmu wahyu itu yang lemah. Kesempurnaan ilmu wahyu telah diperjelaskan oleh Allah di dalam Al-Quran. Firman Allah : “Pada hari ini Aku telah sempurnakan untuk kamu Agamamu” (Al-Maidah : 3)
Walaupun ilmu ilham tidak menjadi syarie ataupun pandangannya tidak wajib menjadi pegangan namun ilmu ilham mempunyai peranan yang penting untuk membangunkan kembali tamadun manusia. Gabungan antara ilmu wahyu dan ilmu ilhamlah yang akan membangunkan kembali tamadun islam pada zaman ummah yang kedua. Ilmu wahyu telah tamat dengan wafatnya Rasulullah SAW, tetapi ilmu ilham senantiasa terbuka pintunya hingga ke akhir zaman sebagai pertanda rahmat Allah supaya umat Islam tidak berterusan didalam kelalaian.
Kemampuan ilmu ilham lebih canggih dari sembarang alat ciptaan manusia yang dihasilkan oleh kemajuan sains dan teknologi. Sekalipun satelit dikabarkan sebagai alat yang paling berkesan untuk mengesan berita tetapi satelit hanya terbatas kepada mengumpul maklumat-maklumat lahir saja dan terbatas pula jangkauan tempatnya. Sedangkan ilmu ilham mampu mengumpul maklumat-maklumat menjangkau hingga ke tempat-tempat yang tersembunyi dan mampu mengumpul maklumat-maklumat yang tersurat dan tersirat sampai mengetahui apa yang berada didalam hati manusia. Sabda Rasulullah : “Takutlah kamu pada firasat orang mukmin, karna ia itu melihat dengan nur Allah. (Riwayat Tirmidzi).

Keberuntungan dari Ilmu Ilham wali-wali Allah
1, Dengan ilmu ilham wali-wali Allah, segala rahasia yang sulit dapat dibongkar tanpa dapat disembunyikan walaupun sehalus jarum. Umat Islam mendapat keberuntungan karna tidak mudah dibohongi oleh musuh. Putar belit mereka sama ada dalam bidang pendidikan, ekonomi, perobatan, ketentaraan atau sembarang bentuk perhubungan umat Islam dengan mereka, semuanya dapat dibongkar. Kemampuan umat Islam mengetahui rahasia yang tersembunyi boleh menundukkan kesombongan orang-orang kafir yang senantiasa merasa mereka serba tahu dan serba boleh dalam semua bidang.
Dengan ilmu ilham, Sayidina Abu Bakar dapat mengetahui janin anaknya ketika berada didalam kandungan istrinya lagi. Sayidina Usman bin Affan pula dapat mengetahui mata Anas bin Malik telah melihat perempuan sebelum masuk menemui beliau. “Masuk sekarang seorang lelaki dari kalangan kamu sedang pada matanya terdapat kesan zina.”
Maka berkatalah Anas bin Malik, “Adakah wahyu masih turun sesudah rasulullah SAW?”
Sayidina Usman menjawab, “Tidak ada tapi takutlah pada firasat orang mukmin.
Dengan ilmu ilham Syaikh Abdul Kadir Jailani telah dapat membongkar rahasia sumber yang emas yang dihadiahi kepadanya oleh Khalifah Al-Mustanjid Billah. Suatu hari, khalifah telah datang ke madrasah Syeikh Abdul Kadir membawa sekarung uang emas sebagai hadiah untuk beliau. Syaikh Abdul Kadir enggan menerima hadiah tersebut tetapi khalifah mendesak beliau menerimanya. Lalu Syaikh Abdul Kadir mengambil karung tersebut dan ditekannya dengan tangan maka keluarlah darah dari karung itu. Syaikh Abdul Kadir berkata kepada khalifah, “Tuan ambil uang itu dengan memeras orang ramai dan menghadiahkannya kepada saya. Ini menunjukkan tuan telah memeras darah manusia. Mendengarkan penjelasan tersebut. Khalifah itupun pingsan.
Dengan ilmu ilham wali-wali Allah, umat Islam juga dapat membaca hati manusia dengan tepat seolah-olah seperti seorang pembaca warta berita yang sedang membaca berita. Keberuntungan ini memudahkan umat Islam untuk mentadbir manusia. Yang dimaksudkan dengan mentadbir atau memimpin manusia ialah memimpin rohnya. Roh yang berada didalam pimpinan ialah roh yang dapat dibersihkan dari sifat-sifat mazmumah dan dihiasi dengan sifat-sifat mahmudah. Untuk melakukan kerja ini bukan mudah melainkan bagi orang yang mempunyai pandang tembus hingga dapat melihat rahasia hati manusia. Bagi manusia yang berada di akhir zaman, hanya ilmu ilham wali-wali Allah saja yang dapat menyelesaikan permasalahan ini. Kemampuan membaca hati manusia membolehkan proses membina dunia baru Islam terbina dengan segera.
Abu Said Al-Kharraz bercerita : “Pada suatu hari aku masuk kedalam masjidil Haram dan aku melihat terdapat seorang miskin yang padanya ada dua helai kain perca. Melihat demikian, hati aku pun berkata : orang ini dan orang yang sepertinya adalah orang-orang yang menjadi beban kepada manusia. Lalu orang miskin yang aku pandang hina didalam hati memanggilku sambil berkata, 'Allah mengetahui apa yang berada didalam hatimu, hendaklah kamu takut kepada-Nya.' dengan segera aku memohon ampun kepada Allah terhadap apa yang berada didalam hatiku. Lalu orang tersebut memanggil aku sekali lagi sambil berkata, 'Dialah Allah yang menerima taubat hamba-Nya.' kemudian orang tersebut (wali Allah) menghilangkan diri dan aku tidak melihatnya lagi sesudah itu lagi.”

2, Dengan ilmu ilham wali-wali Allah, umat Islam dapat mengetahui segala peristiwa dunia sebelum berlaku. Keberuntungan ini memberi peluang kepada umat Islam untuk membuat persiapan atau bersiap sedia. Misalnya, dengan ilmu wali-wali Allah, umat Islam dapat mengetahui bila akan berlaku ribut, taufan, kemarau, banjir, gunung berapi akan meletus, kematian dan mengetahui bila musuh akan menyerang. Kemampuan ini lebih canggih dan sophisticated dari sembarang alat ciptaan hasil dari kemajuan sains dan teknologi yang sering meleset dalam setiap kali membuat ramalan.
Ketepatan memberi malumat banyak terdapat dalam kisah wali-wali Allaha. Uwais Al Qarni telah memberitahu Maumun bin Mahran bahwa Sayidina Umar ibnu Khattab telah wafat, sedangkan ketika itu Uwais berada di pinggir sungai Furat. Tidak lama selepas itu, tersiarlah berita kewafatan Sayidina Umar kepada seluruh umat Islam. Masa uwais memberitahu tentang kewafatan Sayidina Umar sama dengan masa Sayidina Umar menghembuskan nafas terakhir. Ilmu dari para intelektual manakah yang mampu memberi maklumat yang tepat seperti maklumat yang telah diberi oleh Uwais Al-Qarni? Kadang-kadang orang yang hendak mati dihadapan matapun tidak dapat ditebak oleh ilmu pada intelektual.
Kisah bagaimana Allah turunkan ilham kepada ibu nabi Musa a.s untuk menyelamatkan Nabi Musa dari keganasan tentara-tentara Firaun sangat membuktikan kehebatan ilmu ilham. Nabi Musa telah lahir pada masa Firaun mengeluarkan arahan kepada tentara-tentaranya untuk membunuh setiap anak lelaki yang lahir karna takut menggugat kuasanya. Untuk menyelamatkan nabi Musa, Allah telah menurunkan ilham kepada Ibu Nabi Musa yang tertera didalam Al-Quran, Sebagaimana Firmannya : “Yaitu ketika kami ilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan. Yaitu : Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu membawanya ke tepi supaya diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah limpahkan kepadamu kasih sayang yang datang daripadaKu dan supaya kamu diasuh dibawah pengawasan-Ku. (Thaha : 38-39)
Syeikh Muhammad As Suhaimi, Seorang wali Allah juga telah memberi satu maklumat yang tepat kepada ahli keluarga dan anak muridnya melalui ilmu ilham yang dikurnia Allah. Syeikh As Suhaimi berkata ketika beliau sedang menginap buat sementara di kampung Marikan, Batu Tiga Dekat Seranggoon Road, Singapura, “Nanti malam ada perarakan di jalan Seranggoon ini, tetap kamu jangan keluar menontonnya.” Ahli Keluarga dan anak muridnya sangat merasa heran mendengar perkataan tersebut karna diberitahu ada perarakan tetapi dilarang pula pergi menontonnya.
Pada malam itu telah kedengaran bunyi tembak menembak. Setelah hari siang maka dapatlah diketahui bahwa suatu rompakan bersenjata telah berlaku di kawasan Geylang. Perompak-perompak itu telah lari dikejar oleh pihak polis sambil kedua-dua pihak saling tembak-menembak. Perompak-perompak itu lari mengikut Paya Lebar Road, Macpherson Road dan terus ke Seranggoon Road berhampiran dengan rumah Syeikh As Suhaimi. Perompak-perompak itu terus dikejar dan akhirnya telah ditangkap selepas kejadian itu. Setelah berlaku peristiwa tersebut, barulah ahli keluarga dan anak murid Syeikh As Suhaimi faham tentang maksud perarakan yang dilarang pergi menontonnya.
Banyak lagi keberuntungan-keberuntungan dan kelebihan kelebihan yang dapat dikecapi oleh umat Islam dengan ilmu ilham wali-wali Allah. Kalau tidak masakan ilmu ilham dapat membangunkan ummah yang kedua apabila bergabung dengan ilmu wahyu. Ini membuktikan bahwa ilmu ilham adalah ilmu yang tinggi. Sekalipun martabat ilmu ilham berada dibawah ilmu wahyu, tetapi ia lebih tinggi dari ilmu yang datang dari otak manusia.
Menggunakan ilmu dari otak manusia semata-mata untuk memandu hidup manusia, hanya membawa kepada porak poranda seperti apa yang berlaku sekarang. Semakin tinggi ilmu dari otak manusia yang dicapai hingga dapat sampai ke bulan, semakin banyak pula penyakit-penyakit kronik yang timbul dalam hidup manusia dan semakin banyak berlaku pembunuhan, rasuah, zina, rompakan, dadah, aids, peperangan dan seribu satu macam lagi penyakit yang tidak dapat disebut disini.
Kata Lao Tse, “Pengetahuan yang lahir itu buruk, sebab ia tidak akan membawa manusia sampai kepada kebenaran yang sebenar-benarnya, dan kebenaran itu tidak akan dicapai oleh manusia jika ia tidak berhubung langsung dan bercampur dengan sempurna.” 'Tao' menurut istilah Lao Tse adalah Allah SWT pada kaum muslimin. Justru itu, untuk memulangkan kembali ketenangan dan kedamaian hidup manusia seperti zaman solafussoleh, ilmu ilham wali-wali Allah yang bersumber daripada Allah SWT perlu digali semula atau perlu diusaha untuk mendapatkannya semula.

Kaedah untuk memperoleh ilmu ilham
1. Mujahadah
Ilmu para wali Allah, para Rasul dan Nabi itu datang dari dalam hati melalui pintu yang terbuka ke alam malakut (lauhul mahfuz). Kedudukan hati dan lauhul mahfuz adalah bersetentangan antara satu sama lain. Hati adalah ibarat cermin dan lauhul mahfuz adalah ibarat gedung tempat menyimpan ilmu. Hati yang bersih daripada sifat mazmumah adalah ibarat cermin yang berkilat yang dapat menangkap masuk segala gambaran ilmu yang tersimpan di lauhul Mahfuz. Inilah yang dikatakan ilmu ilham. Tapi hati yang dipenuhi dengan sifat mazmumah adalah ibarat cermin yang berkarat yang tidak menangkap sembarang gambaran dari lauhul mahfuz.
Justru itu, mujahadah membuang segala sifat-sifat mazmumah dari hati dan berusaha menghiasinya dengan sifat-sifat mahmudah perlu dilakukan dengan semaksimal yang mungkin (cara bermujahadah telah dibentang dalam bab pertama).
Sabda Rasululah yang maksudnya : “Bahwasannya ilmu itu diilhamkan kepada orang-orang yang berbahagia dan tidak diberikan kepada orang-orang yang celaka.”
Ilmu ilham diperolehi bukan sebagaimana kaedah para intelektual berusaha mendapatkan ilmu. Ilmu ilham diperolehi dengan kaedah penyucian hari sehingga mencapai makrifah dengan Allah. Semakin tinggi makrifah yang dicapa maka semakin tinggilah rahasia-rahasia Allah yang akan dibukakan kepadanya seperti seorang perdana menteri yang membeberkan rahasia-rahasia perancangan kepada menteri-menterinya.
Mendapat ilmu ilham dengan jalan mujahadah boleh diibaratkan seperti hikayat orang-orang Tionghoa yang bertanding dengan orang-orang Rom untuk mempamerkan seni ukiran siapa yang lebih indah dihadapan seorang raja. Juga untuk memastikan siapa yang lebih handal dalam seni ukiran. Raja tersebut telah menyerahkan satu dinding istana yang saling bertentangan diantara satu sama lain yang disekat dengan tirai kepada setiap mereka.
Orang-orang Rom telah bekerja keras mengumpul segala macam cat dari barat dengan jumlah yang tiada dapat di hitung untuk menghasilkan ukiran yang paling indah. Sedangkan orang-orang tionghoa tidak menggunakan sembarang cat, kerja mereka setiap hati hanya menghilap dinding.
Ketika orang-orang Rom memberitahu bahwa kerja mereka telah siap, orang-orang Tionghoa juga berkata mereka telah siap. Lalu raja tersebut bertanya kepada orang-orang Tionghoa: “Bagaimana kamu bisa siap mengukir sedangkan tiada sembarang cat dan tiada sembarang ukiran?”
Jawab mereka, “Bukalah tirai itu dulu”. Apabila dibuka, segala ukiran indah orang-orang Rom memancar masuk ke dalam dinding orang-orang Tionghoa yang berkilat bagai cermin yang telah mencetuskan seni ukiran yang lebih indah. Semua hadirin menjadi tercengang melihat keindahan yang terdapat pada dinding orang-orang Tionghoa. Akhirnya, kemenangan jatuh pada tangan orang-orang Tionghoa.
Demikianlah juga kedudukan hati. Hati yang senantiasa dibersih dan digilap adalah laksana cermin yang akan menangkap segala gambaran ilmu yang berada di lauhul Mahfuz. Firman Allah : “Mereka yang bersungguh-sungguh mujahadah pada kami, maka akan kami tunjuki mereka akan jalan kami dan sesungguhnya Allah beserta dengan orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut :69)

2. Ilmu dan Amal
Imam Ghazali berkata bahwa untuk memperoleh ilmu ilham atau ilmu mukasyafah seorang itu perlu kepada ilmu dan kemudian amalkannya, Sabda Rasulullah : “Barangsiapa yang mengamalkan apa yang dia tahu niscaya Allah akan berikan ilmu yang dia tidak tahu (Ilmu Ilham). (Riwayat Abu Naim).

3. Tareqat
Tareqat yang dimaksudkan disini ialah tareqat dalam pengertian pertama yaitu melakukan amalan-amalan zikir yang khusus yang berada dibawah pimpinan seorang guru. Amalan-amalan zikir ini pula diterima oleh guru dari ulama. Ulama menerimanya dari tabiit tabiin. Tabiit tabiin menerima dari tabiin. Tabiin menerima dari para sahabat. Para sahabat menerimanya dari nabi Muhammad. Seperti Tareqar Ahmadiah, Nakshabandiah, Qadariah, Kholidiah dan sebagainya.
Apabila seseorang murid mempunyai hubungan yang bersih, baik da licin dengan guru hingga sampai kepada Rasulullah, maka itu bermakna murid itu berada didalam pimpinan. Murid yang terpimpin ialah murid yang senantiasa terkawal lahir dan rohaninya, dan mendapat ilmu ilham dari Allah yang dapat memandu hidupnya. Kedudukan ini boleh diibaratkan seperti seorang yang memasang batang pipa bersambung hingga sampai kepada Rasulullah. Air dari atas akan mengalir kebawah samapai kepada kepala batang pipa yang terletak pada murid tersebut. Maksudnya ilmu-ilmu dari Allah yang mengalir kepada Rasulullah, kemudian kepada para sahabat, tabiin, tabiut tabiin, ulama, gurunya dan akhirnya akan mengalir sebagai ilmu ilham kepada murid tersebut.

4. Mengekalkan Tawaduk
Air hanya akan jatuh pada tempat yang lebih rendah atau lubang. Air tidak akan jatuh pada puncak bukit dan gunung. Maksudnya, air hanya jatuh pada tempat yang rendah dan tidak jatuh pada tempat yang tinggi. Demikian juga dengan ilmu. Ilmu juga hanya akan jatuh pada hati yang tawaduk atau rendah diri. Ilmu tidak akan jatuh pada hati yang sombong dan bongkak. Oleh itu, mengekalkan tawaduk adalah satu kemestian bagi setiap orang yang berkeinginan memperoleh ilmu, lebih-lebih lagi bagi sesiapa yang berkeinginan memperoleh ilmu ilham.

5. Doa
Firman Allah : “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan. (Al-Mukmin :60) Sabda Rasulullah : “Doa adalah senjata orang mukmin”. Kalau saudara merasa terlalu payah untuk bermujahadah, terlalu payah untuk mencari ilmu dan mengamalkannya, terlalu payah untuk bertareqat dan terlalu payah untuk mengekalkan tawaduk maka jalan yang paling mudah untnuk kita yang berada di akhir zaman ini ialah berdoa.
Berdoalah kepada Allah supaya dipermudahkan bermujahadah, dipermudahkan mencari ilmu dan mengamalkannya, dipermudahkan untuk bertareqat dan permudahkan untuk mengekalkan tawaduk. Doa yang disertai dengan rasa kehambaan dan hati yang hancur insya Allah akan mendapat perhatian Allah. Mudah-mudahan ilmu ilham akan jatuh kepada hati saudara karna bersungguh-sungguh berdoa. (Sumber buku “Bagaimana menjadi wali” Karya Ust. Abd. Halim Abbas Hal 102-114 dengan sedikit edit kata")

1 comment:

taruhan bola said...

mantaapp gan artikelnya,, keren

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...